SJ-13-0008 : Hal Warisan Harta Rasullulah

Primary tabs

2 posts / 0 new
Last post
Anonymous (not verified)
SJ-13-0008 : Hal Warisan Harta Rasullulah

Assalamualaikum semua,

Saya ingin memeinta penjelasan lanjut mengenai riwayat yang mengatakan tuntutan Saidatina Fatima ra, menegani haknya keatas kebun rasullulah yang telah menjadi perbincangan antaranya dengan khalifah Abu Bakar dan Omar ra yang mengatakan menurut hadith bahawa rasullulah tidak meninggalkan harta waris, bahawa harta waris nabi semuanya wakaf.

Apakah kesudahan peristiwa tersebut.

JKK

SJ-13-0008 : Hal Warisan Harta Rasullulah

:salam

Ini kisah peristiwa tanah fada' yg dijadikan dalil oleh puak syiah utk mengatakan bahawa Abu Bakr dan Umar telah melanggar perintah Rasulullah S.A.W. dan marahnya fatimah kpd Abu Bakr.

Kesudahan peristiwa ini, tanah itu dimiliknegarakan kpd kerajaan. Dan fatimah Az-zahra meninggal dunia bbrp bulan selepas itu.

Bercerita kepadaku Yahya ibn Bakir dari al-Laits, dari ‘Aqil dari ibn Syihab dari ‘Urwah dari ‘A’isyah ra: “Fatimah puteri Rasulullah s.a.w mengirim (surat) kepada Abu Bakar untuk meminta warisannya (dari harta peninggalan Nabi), yaitu harta Fay' yang diberikan Allah kepada Nabi di Madinah dan di Fadak, dan sebagian yang masih tersisa dari khumus (1/5) Khaibar. Abu Bakar berkata: “Sungguh Rasulullah s.a.w telah bersabda:
“Kami (para Rasul) tidak mewariskan apa-apa. Apa yang kami tinggalkan adalah sedekah. Keluarga Muhammad hanya dapat memakan dari harta ini”. Dan aku, demi Allah, tidak akan mengubah sedekah Rasulullah saw dari keadaannya yang ada pada masa beliau. Aku akan melaksanakan seperti yang dilakukan oleh Rasulullah saw”.

Maka Abu Bakar menolak permintaan Fatimah. Fatimah pun menjadi marah kepada Abu Bakar kerananya. Maka ia menjauhi Abu Bakar dan tidak berbicara kepadanya sampai ia meninggal dunia. Fatimah hidup enam bulan setelah wafat Nabi. (Fathul Bari, 7/493; al-Maghazi).

Bukhari juga meriwayatkan hadits itu dalam bab Fardh al-Khumus. Ia menambahkan: ‘A’isyah, perawi hadith ini berkata: Fatimah meminta kepada Abu Bakar bagiannya dari harta yang ditinggalkan Nabi yaitu, tanah Khaibar, Fadak dan sedekah Nabi di Madinah. Namun Abu Bakar
menolaknya, dan berkata:
“Aku tidak akan meninggalkan sedikit pun apa yang dilakukan Rasulullah. Aku takut menjadi orang yang tergelincir (dari kebenaran) manakala aku meninggalkan sedikit pun dari perintah Nabi."

Adapun sedekah Nabi di Madinah, maka ‘Umar telah menyerahkannya kepada ‘Ali dan ‘Abbas. Sedang harta Khaibar dan Fadak, maka ‘Umar menahannya.

‘Umar berkata: "Keduanya merupakan sedekah Nabi, yang menjadi haknya dan hak orang yang menggantikannya. Karena itu, kedua harta itu harus diserahkan kepada Waliyul Amri”

Berkata az-Zuhri, salah seorang perawi hadith ini: Kedua harta itu tetap seperti semula sampai hari ini”. (Al-Fath, jilid 6, hal. 197).

Di dalam kitab al-Fara’idh, Bukhari juga meriwayatkan hadits serupa. Hanya di sini ia menambahkan bahwa ‘Abbas datang bersama Fathimah menemui Abu Bakar untuk meminta warisan mereka. Imam Bukhari meriwayatkan melalui sanadnya yang sampai ke ibn Syihab az-Zuhri; ia berkata: Malik ibn ‘Aus bercerita kepadaku (tentang tuntutan waris) --Muhammad ibn Jubair juga bercerita kepadaku tentang itu. Aku pun datang menemuinya dan menanyakannya. Maka ia berkata: Aku datang menemui ‘Umar ibn al-Khaththab. Tidak lama kemudian,
penjaga pintu ‘Umar datang mendekatinya seraya berkata: “Adakah tuan punya janji dengan ‘Utsman, ‘Abdurahman, Zubair dan Sa’ad?” “Ya”, jawab ‘Umar. “Izinkan mereka masuk”, lanjut ‘Umar. Kemudian petugas itu bertanya lagi: “Adakah tuan punya janji dengan ‘Ali dan ‘Abbas”? “Ya”, jawab ‘Umar: Kemudian ‘Abbas berkata: “Wahai Amirul Mu’minin, berikan keputusan antara aku dan lelaki ini,” ‘Umar berkata: Demi Allah, yang dengan izinnya langit dan bumi tegak, apakah kalian tidak tahu bahawa Rasulullah saw bersabda: “Kami tidak mewariskan apa-apa. Apa yang kami tinggalkan adalah sedekah”? Kelompok orang itu berkata: “Nabi, telah berkata demikian”. Lalu ‘Umar menghadapi ‘Ali dan ‘Abbas seraya berkata: “Tidakkah kalian berdua tahu bahwa Nabi pernah berkata demikian?” “Nabi telah berkata demikian”, jawab mereka (Al-Fath, 12/5-6).

Komentar:
1. Hadith ini mempunyai sedikit kelemahan dari segi matannya. Ia ada unsur mudraj (tambahan perawi utk memahamkan kisah). Yakni, Fatimah menjadi marah kepada Abu Bakr. Ia merupakan sangkaan perawi yg Fatimah itu marah kpd Abu Bakr. Ini kerana diamnya fatimah disangka marah.

2. Sekiranya tanah itu boleh diwariskan, maka Aisyah pasti mendapat bahagiannya kerana Aisyah juga adalah isteri Nabi S.A.W dan juga para isteri nabi yg lain (Ibn Hajar, Fathul Bari Jilid 12)

Wallahua'lam.