Ulama Syiah: Damsyik Tak Akan Runtuh Selama Iran Bersekutu Dengannya

Primary tabs

Seorang ulama senior Syiah - Iran menegaskan dukungan Tehran terhadap rezim Damaskus di Suriah dengan mengatakan bahwa Suriah tidak akan runtuh selama Iran bersekutu dengannya.
Sayid Ahmad Khatami,  pada Kamis (26/04/2012) mengatakan, "Selama Republik Islam berdiri di samping Suriah, pemerintah negara ini tidak akan runtuh," ujarnya dikutip Irib.

Mantan presiden Iran itu menambahkan, meskipun Tehran mendukung Damaskus, bukan berarti setuju terhadap setiap langkah yang diambil pemerintah Suriah. Tetapi karena menuntut reformasi, katanya.

"Iran serius menuntut reformasi di Suriah, sehingga pemilihan umum belakangan ini dan langkah-langkah reformis lain di Suriah, semuanya diambil tidak lepas dari dorongan Republik Islam."

Alasan mengapa Iran mendukung Suriah, lanjut Sayid Khatami, adalah karena Barat ingin membalas dendam pada negara ini atas kebangkitan Syiah Iran dan Gerakan Muqawama Libanon (Hizbullah).

"Imperialisme Barat akan mengirim senjata ke oposisi Suriah. Hal itu sangat memalukan dan tentu saja Republik Islam tidak akan membiarkan agenda mereka berbuah," tegasnya.

Dukungan Iran
Sebelum ini, surat kabar Washinton Post, Sabtu (03/03/2012), yang mengutip tiga pejabat intelijen Amerika Serikat, yang nama mereka tidak disebut dan memiliki akses pada laporan-laporan intelijen dari kawasan itu, mengatakan, Teheran telah meningkatkan pasokan senjata dan bantuan lainnya untuk pemimpin Suriah Bashar al-Assad saat ia sedang berusaha menumpas kelompok perlawanan di kota Homs.

Minggu ini, utusan khusus internasional untuk Suriah, Kofi Annan mengecam rezim Bashar al Assad karena terus langgar kesepakatan gencatan senjata.

Annan menginformasikan situasi aktual di Suriah kepada Dewan Keamanan PBB di New York lewat konferensi video jarak jauh. Dilaporkan, presiden Suriah, Bashar al Assad tetap belum memenuhi janjinya untuk mengakhiri kekerasan.

Sementara itu jurubicara Annan, Ahmed Fawzy mengungkapkan di Jenewa, pasukan pro Assad tetap belum menarik artileri beratnya dari sejumlah kota, sesuai rencana perdamaian enam poin dari Annan. [hidayatullah.com]